Selasa, 28 Maret 2017

TERKENA BANYAK KASUS DAN TERANCAM PENJARA SANDIAGA UNO MERENGEK KETAKUTAN MASUK PENJARA




Sandiaga Uno diketahui meminta keringanan atau penundaan (dipanggil setelah tanggal 15 April 2017) penanganan dugaan kasus penggelapan penjualan lahan yang melibatkan Sandiaga. Djarot pun menyindir sikap Sandiaga ini dan membandingkannya dengan sikap Ahok dalam menghadapi kasus dugaan penistaan agama. Ternyata dari sini saja terlihat siapa yang lebih jantan dalam menghadapi kasusnya. Ahok taat hukum, tidak ada istilah prihatin, tidak ada meminta keringanan dan penundaan, tidak mangkir. Lain halnya dengan Sandiaga yang dulu mangkir dari panggilan polisi untuk dimintai keterangan atas kasusnya.

AGEN JUDI ONLINE

Terlepas dari alasan apa pun, mangkir dengan cara begini bukan sikap yang sepatutnya diperlihatkan dari seorang calon pemimpin. Belum jadi pemimpin saja sudah mangkir, itukah teladan yang ingin diperlihatkan? Di mana integritas dan sikap taat hukumnya? Kalah jauh deh dengan Ahok, tak dapat dibandingkan. Kalau menurut analisis saya, Sandiaga meminta penundaan ini sebisa mungkin karena ada hubungannya dengan Pilkada. Baik langsung maupun tidak langsung, kasus yang mencuat ini lumayan kuat hantamannya terhadap Sandiaga. Sehingga dikhawatirkan akan menurunkan elektabilitas atau merusak citra baik yang selama ini diperlihatkan ke masyarakat. Tapi sayang, mengelak seperti ini malah membuat orang curiga dan makin tidak simpatik. Ujung-ujungnya orang akan berpikir sebaliknya.





Djarot, seperti yang sudah saya ulas beberapa hari lalu, mulai unjuk gigi dengan mengambil alih posisi Ahok dalam menangkis serangan dari pihak lawan dan mengembalikannya dalam bentuk tamparan keras dan menusuk jiwa. Menanggapi kasus Sandiaga, Djarot mengatakan, “Apa berat banget (sampai harus) minta keringanan? Ya nggak tahulah itu (urusan) yang bersangkutan. Saya cuma sampaikan negara kita itu negara hukum.”

Untuk menambah kerasnya tamparan, Djarot mengatakan dirinya juga mengikuti semua proses hukum. Dia mencontohkan dirinya mengikuti proses hukum dalam kasus penghadangan beberapa bulan lalu. “Saya kemarin itu disidik polisi dua kali dan saya datang terkait kasus penghadangan itu. Saya datang lho,” katanya. “Sebetulnya saya bisa saja nggak datang, itu masalah kecil sebenarnya, tapi saya datang. kayak Pak Ahok saja datang terus kan.”

Sandiaga juga tidak mau kalah dalam merespon. Dia mengatakan, “Ini perseteruan dua orang super kaya. Mungkin Pak Djarot nggak ngerti kasusnya, kasihan juga komentar sesuatu hal yang dia tidak mengerti.” Saya tidak tahu siapa dua orang tersebut karena memang tidak dibilang, dan di sisi lain Sandiaga mengaku tidak terlibat.

JUDI SABUNG AYAM



Di sisi lain, Sandiaga juga mengatakan, “Yang kami terima adalah undangan untuk klarifikasi. Pak Djarot kan bukan ahli hukum, selayaknya jangan berkomentar. Tapi ya nggak apa-apa, namanya juga politik. Dia berhak berkomentar, nggak usah baper. Kami OK OCE banget kok.”

Seperti yang dikatakan Djarot, bukankah Sandiaga bilang hanya undangan untuk klarifikasi? Kan itu hanya masalah kecil, datang dan klarifikasi, kenapa itu saja tidak bisa dilakukan dengan alasan jadwal begitu padat? Lihat dulu Ahok, jadwalnya juga jauh lebih padat karena menjabat sebagai Gubernur, tapi toh fine-fine saja tidak mangkir. Bahkan pada beberapa kesempatan, Ahok menyempatkan datang ke Balai Kota untuk bertemu dengan warga untuk mendengarkan masalahnya sebelum menuju persidangan. Justru karena hal kecil itulah integritas seorang pemimpin diuji. Yang kecil saja sudah tidak teruji, bagaimana nanti kalau tersandung kasus yang lebih besar? Bisa-bisa melarikan diri.

JUDI BOLA ONLINE



Jadi respon Djarot untuk Sandiaga adalah sentilan kecil yang sayangnya direspon balik dengan jawaban yang tidak epik. Di saat Djarot memberikan pemahaman pada kita melalui perbandingan yang jelas, Sandiaga malah memberikan klarifikasi tidak jelas untuk mengelak yang malah membuatnya kembali jatuh ke perangkap blunder lainnya. Sentilan Djarot memang tidak sakit, tapi lama-lama bikin gerah dan sangat mengganggu hingga mau tak mau Sandiaga harus turun tangan merespon. Jika mau diibaratkan, dulu Ahok dan Djarot semobil, di mana Ahok sebagai pengemudinya. Sekarang posisi sudah terbalik, Djarot sebagai pengemudi dan Ahok duduk lebih kalem di kursi penumpang. Djarot yang meng-gas dan menggeber-geber mobil, dan lawan di belakangnya makan asap. Siapa yang tidak ngamuk? Hahahaha. Gas terusssss.

Cari Tempat Judi yang aman ? Takut Menang ga dibayar?
Makanya Jadi Member Arenabetting88
Menang Berapapun Pasti Dibayar ! Dapet Bonus Lagi ^___^
Yuk Segera Gabung ^__^
MIN DEPO 50RB !!
» Bonus New member 10%
» Bonus Cashback Sportsbook S/D 15%
» BOnus Mix Parlay 20% S/D 100%
» Bonus Rollingan Livecasino 0.8%
» Bonus Referral 2% Seumur Hidup
» Register:goo.gl/xiHvQr
Customer Service Arenabetting88:
» SMS:0821-6500-5947
» PIN BBM:55A2F781
» Whatsapp:+855-1760-7647
» WeChat:arenabetting88
» Line:arenabetting88
» YM:arenabetting88@yahoo.com
» Layanan Live Chat 24JAM ONLINE
» Arenabetting88.com
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com